SERANG,TOPmedia - Aksi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berada dalam lingkup Badan Koordinasi (Badko) HMI Jabodetabeka – Banten yang menilai Gubernur Banten tidak netral dalam Pemilu 2019. Mendapat sorotan dari aktivis PMII Rizwan. Menurutnya aktivis Badko HMI tersebut tidak paham manejemen aksi.
Aktivis PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rizwan, mengatakan bahwa HMI dianggap tidak memahami Manajemen Aksi. "Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam upaya menyuarakan kebenaran. Maka siapapun yang akan melaksanakan aksi tersebut harus paham tentang Management of Action (MoA), sepertinya HMI kurang memahami manajemen aksi saat demo Gubernur Banten," ujar Rizwan.
Selain itu, Rizwan mengamati bahwa aksi HMI terkesan hanya memanfaatkan momentum politik dan tidak paham regulasi. "Melihat aksi menuntut Gubernur Banten dicopot yang dilakukan oleh HMI, dengan alasan netralitas saya rasa grand issue tersebut HMI tidak paham regulasi tentang aturan Pemilu. Lebih terkesan sebagai bentuk eksistensialisme yang dipertontonkan dalam pembentukan opini," ujarnya.
Baca juga: AMMB Kecam Demo Badko HMI Jabodetabeka-Banten dan Siap Kawal Program Gubernur Banten
Lanjut Rizwan, HMI yang melakukan aksi itu sifatnya reaksioner memanfaatkan momentum, sehingga analisanya kurang kuat.
Baca juga: Puluhan Aktivis HMI Jabodetabeka-Banten Demo Gubernur Banten, Ini Jawaban WH
"Harusnya upaya managemen of action (MOA) dipake, dari mulai membuka jalur audiensi dengan gubernur melalui gelar pendapat. Jika gubernur pada beberapa kali audiensi tidak menerima bahkan menolak, maka aksi jalanan dapat dilakukan yaitu demonstrasi. Nah ini yang harusnya menjadi pelajaran. Di era demokrasi yang semakim terbuka ini saya melihat pemerintah tidak anti kritik bahkan membuka akses yang sangat lebar untuk pemuda dan mahasiswa yang ingin berkontribusi ide gagasan untuk kemajuan," tutup Rizwan. (Ika/Red)