SAPAR Tolak Undangan Sosialisasi Proyek Geothermal, Bupati Dinilai Tidak Berpihak ke Masyarakat

photo author
- Kamis, 5 September 2019 | 10:42 WIB
Sejumlah Warga Padarincang saat foto bersama menunjukan undangan Sosialisasi dari Pemkab Serang. (Foto:TOPmedia)
Sejumlah Warga Padarincang saat foto bersama menunjukan undangan Sosialisasi dari Pemkab Serang. (Foto:TOPmedia)

SERANG, TOPmedia - Ulama, Tokoh dan masyarakat yang tergabung dalam  Syarekat Perjuangan Rakyat (SAPAR) Padarincang, menolak undangan perihal sosialisasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)  di Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang. Kabupaten Serang, Banten.

Dalam pernyataan sikapnya, mereka Masyarakat bersama para Ulama dan tokoh yang tergabung dalam Syarekat Perjuangan Rakyat (SAPAR) Padarincang menyatakan sikap  tidak dapat menghadiri undangan sosilisasi dari PT. Sintesa Banten Geothermal pada hari ini (5/9/2019) di ruangan Aula Pemerintah Kabupaten Serang.

Mereka menilai bahwa, keputusan masyarakat sudah pernah disampaikan pada saat sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya pada Kamis,(8/3/2018) lalu, yang dilakukan di Majelis Pesantren Cidanghiang, Desa Ciomas, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, yang dihadiri oleh Ulama, para tokoh dan masyarakat Ciomas, Pabuaran dan Cinangka.

Dari pertemuan yang dihadiri oleh Wakil Bupati Serang, Kapolres Serang, Dandim, Direktur Tehnis Perusahaan, Muspika Padarincang dan ahli Geothermal dari ITB pada saat itu tidak mampu meyakinkan masyarakat bahwa mega proyek Geothermal aman, bermafaat dan layak untuk masyarakat.

"Oleh karena itu, hasil negosiasi yang telah dilakukan tersebut, seluruh yang hadir dengan mutlak dan bulat menolak keberadaan Proyek Geothermal di Gunung Prajasak, Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang, tanpa syarat dan negosiasi." ucap Tokoh pemuda Padarincang Rendy Muhamad Yani, Kamis (05/09/2019). 

Tokoh pemuda Padarincang lainnya, Abdul Muiz Sutadi mengatakan, dirinya sangat memahami, kawan-kawan SAPAR menolak  undangan sosialisasi dari Pemkab Serang dan pihak perusahaan, karena mereka tahu, bahwa mereka hanya akan dibujuk untuk menerima megaproyek itu. Sementara masyarakat sudah bulat menolak.

"Bupatinya manut saja pada perintah atas mengenai proyek itu, padahal warganya menolak. mestinya, Bupati juga memahami kekhawatiran warganya. Bukan diundang untuk membujuk seolah-olah aksi penolakan warga dianggap gak penting," ujar Abdul Muiz. (Tb/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X