SERANG, TOPmedia - Sudah sekitar dua puluh tahun SDN Pamarican 1 dan SDN Pamarican 2 di Jalan Bio Banten, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, menjadi langganan banjir setiap hujan datang. Banjir yang sampai masuk ke kelas itu, membuat kegiatan belajar mengajar terpaksa diliburkan.
Ai Hartati, guru kelas VI SDN Pamarican 2 mengatakan, sejak tahun 2000 SD tempat dia mengajar itu sudah langganan banjir. SDN Pamarican 1 yang bersebelahan dengan sekolahnya juga langganan banjir, karena sama-sama berada di dataran rendah. Bahkan SDN Pamarican 1 lebih rendah karena itu lebih lama surut ketika terjadi banjir.
"Setiap tahun pasti banjir, tapi banjir kali ini adalah yang paling lama. Biasanya mah banjir hanya datang satu hari, tapi kali ini setiap minggu selalu datang banjir," ujar Ai, saat ditemui di ruangan nya, Kamis (6/2/2020).
Dijelaskan Ai, sejak 11 Januari 2020 lalu, setiap minggu banjir selalu datang. Menurutnya, Banjir yang datang tidak hanya dari air hujan, melainkan juga dari luapan air kali yang berada di belakang sekolah. Dengan kondisi ini sulit membebaskan sekolah dari banjir.
"Satu-satunya solusi meninggikan sekolah. Kami juga memang belum mengajukan anggaran agar sekolah dinaikkan. Sebab sekolah tahu biayanya tidak sedikit. Sementara sekolah yang membutuhkan dana itu tidak hanya satu. Sepengetahuan saya, ada tiga sekolah yang membutuhkan agar dinaikkan, yaitu SDN Pamarican 1 dan SDN Pamarican 2 dan SDN Padek 2," katanya.
Ai menuturkan, bahwa air hujan yang berasal dari Pabean mengalir ke kavling. Karena drainase buruk, maka air mengalir ke sekolah. Menurutnya, penyebab lain yakni tembok dan lantai keramik tembus air sehingga air merembes dari tembok bahkan lantai keramik. Sehingga air seperti menyembur dari balik keramik.
"Selama ini upaya penanganan pada banjir hanya sebatas disedot dengan mesin penyedot. Itupun tidak bertahan lama. Sebab, air yang dibuang akan kembali ke belakang sekolah dan pada akhirnya akan kembali masuk ke sekolah," katanya.
Di akhir pembicaraan, Ai mengatakan, solusi lain penanganan banjir di sekolahnya adalah dengan melakukan normalisasi kali yang berada di belakang sekolah, tepatnya Kampung Sukajaya. Sebab saat ini kali itu mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat lumpur dan pembangunan pondasi bangunan. (TM1/Red)