SERANG, TOpmedia - Bola panas yang digulirkan Ketua KPK Agus Raharjo semakin menunjukkan arahnya setelah Wakil Ketua KPK Saut Situmorang ikut memberi komentar. Saut mengkritisi Banten yang disebutnya lambat dalam melakukan perubahan karena mata rantai kekuasaan yang terbentuk tidak memiliki orientasi pada meningkatnya kesejahteraan.
"Jadi ini bukan soal suka tidak suka dengan suatu dinasti. KPK tidak masuk di situ, itu politik. KPK hanya concern dengan dua bukti guna mentersangkakan pejabat negara yang merugikan uang negara," papar Saut menjelaskan.
Pernyataan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang ini melengkapi komentar Ketua KPK Agus Raharjo sebelumnya (26/11/2016). Agus menyebut adanya indikasi korupsi dalam jumlah besar terjadi dan melibatkan kekuatan politik lama. Agus juga tak menyangkal keterlibatan Ratu Atut Chosiyah di hadapan para pewarta.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Yayuk Andriati sebelumnya ikut menegaskan perkara TPPU dan pengadaan alat kesehatan di Tangerang masih dalam pantauan KPK. Ia juga menegaskan kemungkinan masuknya nama baru sebagai tersangka.
Ketua Tim Pemenangan PDI Perjuangan Mayjen TNI (Pur) Tb.Hasanudin mengingatkan kepada semua pihak agar hati-hati berbicara dan tak gampang menyebar fitnah. Ia mengaku bingung dengan sikap reaktif sementara sebagian kalangan atas pernyataan Ketua KPK Agus Raharjo.
"Sampai hari ini saya tidak mengerti kenapa pengacara Atut dan Wawan terlihat sangat cemas terhadap pernyataan Ketua KPK Agus Raharjo. Barangkali karena panik lantaran saat ini sedang musim Pilkada dan kebetulan anak Atut ikut dalam kontestasi sebagai calon wakil gubernur mendampingi Wahidin Halim," papar TB Hasanudin menjelaskan.
TB Hasanudin ikut mengamini pernyataan Saut Situmorang untuk mendorong penegakan hukum agar mata rantai kekuasaan dinasti politik yang tak berpihak pada kesejahteraan rakyat bisa diputus.
Pernyataan Agus Raharjo dan Saut Situmorang juga mendapat dukungan dari pegiat antikorupsi di Banten. Beno Novitneang, Koordinator Presidium Banten Bersih, menyebut arah pernyataan Agus Raharjo sangat mudah dan gamblang dipahami.
"Kita bisa lihat pihak mana yang paling reakif dan kebakaran jenggot menyikapi statement Ketua KPK. Rasional sajalah, kami meyakini sepenuh hati, KPK tak mungkin membuat pernyataan yang dampaknya memberi keuntungan pada koruptor atau keluarga koruptor," tegas Beno kemarin (28/11/2016).
Beno menambahkan, pernyataan Ketua KPK merupakan informasi yang sangat menggembirakan terutama bagi gerakan anti korupsi di Banten. Bahkan menurutnya,upaya penindakan tindak pidana korupsi semestinya tak mesti menunggu ajang pilkada selesai. (TM-2/red)